Jalan Santai Menumbing, Jelajah Bukit Soekarno – Paduan Sejarah dan Budaya Dengan Citarasa Mendunia

Ribuan peserta memadati garis start saat acara Jalan Santai Menumbing, Jelajah Bukit Soekarno, akan segera dimulai [Foto: Fani Tamzona]

TBOnline [BANGKA BARAT] – Ribuan peserta menyemut dalam acara Jalan Santai Menumbing, Jelajah Bukit Soekarno, yang digagas Anak Muntok Punye Gawe [AMPG] bersama 9 komunitas dan ormas, yang diadakan di Bukit Menumbing, Kecamatan Muntok, Bangka Barat, Minggu [18/11/2019].

Even yang digelar sebagai rangkaian peringatan Hari Jadi ke-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung [Babel] ini didukung Pemkab Bangka Barat, Pemprov Kepulauan Babel, Polres Bangka Barat, PT Timah, Honda Asia Surya Perkasa, Bank Sumsel Babel serta pihak lainnya.

Bacaan Lainnya

 

warga dan beberapa tamu undangan antusias mengikuti acara Jalan Santai Menumbing, Jelajah Bukit Soekarno [Foto: Fani Tamzona]
Tampak hadir H. Rozali Asisten II Pemkab Babar mewakili Bupati Markus, Ketua DPRD H Badri Syamsu, Wakil Ketua DPRD H Oktorazsari, Wakapolres Kompol Joko Triyono mewakili Kapolres AKBP M. Adenan, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Suwito, Kepala Dinas Diknaspora Rukiman, perwakilan Kodim 0431/Bangka Barat, Camat Muntok Sukandi, serta tamu undangan.

Garis start dalam acara Jalan Santai Menumbing, Jelajah Bukit Soekarno ini dimulai dari pos 1 yang berada di gerbang masuk Bukit Menumbing kemudian Puncak Menumbing dan finish kembali di Pos 1.

PESTA RAKYAT – Kegiatan Jalan Santai Menumbing, Jelajah Bukit Soekarno ini layaknya pesta rakyat bagi warga Bangka Barat [Foto: Fani Tamzona]
Para peserta yang tiba di Puncak Menumbing ditandai dengan tinta khusus di jari, sebagai tanda bahwa mereka benar-benar telah mencapai titik tertinggi di Kota Muntok tersebut. “Setiba di Puncak Menumbing para peserta akan  menandatangani petisi Save Menumbing sebagai bentuk komitmen bersama menyelamatkan Bukit Menumbing dari pengrusakan. Dengan adanya petisi dan kegiatan ini, harapan kami pengrusakan di Bukit Menumbing oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab bisa dicegah, karena hutan ini termasuk ke dalam hutan konservasi yang wajib dilindungi bahkan oleh dunia internasional,”ujar Nova, Ketua Pelaksana Jalan Santai.

Para tamu undangan dan pejabat pemerintahan Bangka Barat ikut menyemarakan Jalan Santai Menumbing, Jelajah Bukit Soekarno [Foto: Fani Tamzona]
Kegiatan Jalan Santai Menumbing ini, lanjut Nova, adalah hal baru, karena selama ini belum pernah dilaksanakan kegiatan yang menggunakan medan yang sedikit  menantang. “Melihat antusiasme masyarakat, Insya Allah kita akan laksanakan lagi dengan merangkul pihak-pihak yang siap membantu kita serta ormas dan komunitas yang ada di Kabupaten Bangka Barat,” pungkasnya.

Sementara itu, Rukiman Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olahraga [Dikpora] Kabupaten Bangka Barat yang dijumpai usai penanaman bibit durian Soekarno menjelaskan pihak nya merasa ikut bertanggungjawab untuk lebih mengenalkan situs bersejarah Menumbing ini kepada para pelajar di Bangka Barat. “Rencananya kita akan agendakan rutinitas kunjungan pelajar ke Bukit Menumbing ini, karena ini bagian dari sejarah yang harus diketahui generasi penerus bangsa khususnya kalangan pelajar di Bangka Barat,” ujarnya.

Rukiman, Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olahraga [Dikpora] Kabupaten Bangka Barat saat penanaman bibit durian Soekarno [Foto: Fani Tamzona]
Di lokasi yang sama, Humas Anak Muntok Punya Gawe [AMPG], Fani Tamzona berharap kegiatan Jalan Santai Menumbing, Jelajah Bukit Soekarno ini dapat meng – Indonesia bahkan mendunia. “Ini pekerjaan besar bagi seluruh stakeholder khususnya di Kabupaten Bangka Barat. Rakyat Indonesia bahkan dunia harus tahu, bahwa di Bangka Barat khususnya Menumbing terdapat peninggalan sejarah para pendiri bangsa ini yang harus terus dilestarikan, sebagai ilmu pengetahuan generasi mendatang. Ini harus terus digali, dan ini pekerjaan rumah bagi kita semua. Mari terus gelorakan pariwisata dan kebudayaan di Bangka Barat,” tegasnya.
Petisi untuk menyelamatakan hutan Menumbing dari pengrusakan [Foto: Fani Tamzona]

Ingin Bangka Barat Dikenal Dunia – Bahara : AMPG akan terus berjuang

Ketua Anak Muntok Punya Gawe [AMPG], Bahara [ketiga dari kanan] dan Humas AMPG, Fani Tamzona [paling kanan] disela acara Jalan Santai Menumbing, Jelajah Bukit Soekarno [Foto: Fani Tamzona]
Kerja trengginas komunitas Anak Mentok Punya Gawe [AMPG] seperti terbayar lunas ketika even perdana bertajuk: Jalan Santai Menumbing, Jelajah Bukit Soekarno— sebagai rangkaian acara HUT Babel ke – 19, sukses menarik simpati ribuan peserta dari dalam dan luar Kepulauan Bangka Belitung, pada Minggu [17/11/2019].

Komunitas anak muda Mentok, Bangka Barat ini seperti tidak kehabisan ide kreatif untuk mengenalkan berbagai destinasi budaya dan situs bersejarah di Kota Muntok khususnya, kepada masyarakat luas.

Dengan kerja keras, kekompakan dan tentunya suport dari pemerintah daerah, pihak swasta dan masyarakat, berbagai acara dan festival kebudayaan yang dibidani AMPG nyatanya sukses melambungkan nama Kota Sejuta Sejarah, Muntok, sebagai tujuan pariwisata nomor wahid di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Mengenal lebih dekat komunitas ini, TBO berkesempatan mewawancarai Bahara, sang kreator yang didapuk sebagai Ketua Komunitas Anak Mentok Punya Gawe [AMPG] di sela acara Jalan Santai menumbing, Jelajah Bukit Soekarno ini. Berikut petikannya :

Bagaimana antusias masyarakat dalam acara ini?

Alhamdulillah, dari target 1000-an peserta yang datang, barusan kita survey ada 2000 an orang yang ikut acara ini, termasuk dari luar daerah Bangka Belitung. Selain jalan santai kita juga mengadakan beragam kegiatan, seperti penanaman bibit durian Soekarno, termasuk perlombaan berhadiah serta doorprize bagi peserta dan masyarakat.

Bagaimana sebetulnya ide awal penyelenggaraan acara Jalan Santai Bukit Menumbing ini?

Begini, selama ini Bangka Barat, Kota Muntok khususnya belum menjadi tujuan wisata prioritas. Untuk itu Anak Mentok Punya Gawe [AMPG] merasa perlu ikut berpartisipasi untuk lebih mengenalkan Bangka Barat, khususnya Kota Muntok ini kepada rakyat Indonesia bahkan dunia internasional.

Apa harapan sekaligus tujuan AMPG menyelenggarakan acara ini?

Begini, selama ini kita melihat Muntok hanya sebagai persinggahan, orang numpang lewat saja, bukan menjadi tujuan utama. Padahal banyak potensi yang bisa digali dari daerah ini, misalnya Bukit Menumbing yang bernilai sejarah ini. Lantas bagaimana Muntok bisa dilirik orang? Ini kan juga menjadi tanggungjawab kita sebagai warga. Lalu dari sinilah muncul ide-ide untuk lebih mengenalkan Menumbing lewat acara jalan santai. Alhamdulillah dibantu pemerintah daerah, rekan-rekan komunitas lain, pihak swasta dan support masyarakat, acara ini terselenggara. Harapannya Bangka Barat, khususnya Muntok bisa maju dan menjadi tujuan kunjungan wisata. Untuk mewujudkan ini, AMPG akan bekerja ekstra keras.

Kapan AMPG ini berdiri dan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan?

Anak Muda Punya Gawe [AMPG] berdiri sudah sekitar 4 tahun lalu, namun baru sejak 3 tahun ini kita aktif mengadakan kegiatan untuk mempromosikan Bangka Barat, khususnya Muntok. Kalau untuk kegiatan, tahun ini saja misalnya, kita menyelenggarakan kegiatan anak-anak islami, yang terselenggara dengan sukses dan mendapat atensi yang tinggi dari warga dan pemerintah daerah Kabupaten Bangka Barat.

Apakah pemerintah daerah baik provinsi dan kabupaten termasuk swasta ada mensuport kegiatan ini?

Jelas, kita tidak mungkin bisa berdiri sendiri. Kita ucapkan terimakasih kepada Pemprov Bangka Belitung, Pemkab Bangka Barat [Forkompimda], Dinas Pariwisata Bangka Barat, BUMN PT Timah [Tbk], Bank Sumsel Babel, Honda serta donasi lain dari pihak swasta dan warga. Bahkan Alhamdulillah untuk tahun-tahun berikutnya bila AMPG mengadakan kegiatan seperti ini sudah ada pihak yang berjanji mau membantu.

Pariwisata Bangka Barat Berbasis Budaya – Kadis Suwito: Ini perlu komitmen warga dan kerja keras semua pihak

Suwito, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat [berdiri ke – 4 dari kiri] bersama para peserta Jalan Santai Menumbing, Jelajah Bukit Soekarno [Foto: Fani Tamzona]
Kerja keras Suwito, untuk memajukan sekaligus mengenalkan pariwisata dan kebudayaan di Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, jelas tidak dapat kita pandang sebelah mata.

Figur yang sudah 3 tahun ini memegang komando dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Bangka Barat ini memang sekilas santai dan bersahaja. Namun bila arah pembicaraan terkait budaya dan pariwisata di Bangka Barat, gesture nya mendadak serius. Suwito hapal luar kepala tiap spot pariwisata dan kebudayaan yang ia yakini dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk Bangka Barat. Ia menceracau tak peduli lawan bicara  bila arah pembicaraan terkait sektor ini, dan Suwito pun seperti punya banyak keinginan terpendam untuk memajukan zona andalan ini.   

Pariwisata Berbasis Budaya, adalah roadmap dan kata kunci Suwito dalam mengendalikan Dinas  Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat.

Bagimana sebetulnya konsep ini diterjemahkan. Ikuti pembicaraan singkat TBO dengan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat, Suwito disela acara Jalan Santai Bukit Menumbing, Minggu [17/11/2019].   

Bagaimana anda melihat kerja AMPG [Anak Mentok Punya Gawe] dalam acara jalan santai ini?

Kita sangat mensuport kegiatan komunitas AMPG ini. Karena begini yah, untuk memajukan industri pariwisata jelas pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, partisipasi dan suport masyarakat, misalnya AMPG  dan komunitas lain di Bangka Barat untuk bisa memanfaatkan potensi dan memajukan kepariwisataan daerah ini sangat diharapkan dan pemerintah siap mendukung. Acara Save Menumbing dan Jalan Santai ini merupakan rangkaian acara HUT Babel ke-19, dan AMPG bersama komunitas lain di Babar saya rasa berhasil memanfaatkan momen ini. Bagaimana menggelorakan kembali situs bersejarah, khususnya Menumbing di Bangka Barat. Untuk tahun ini misalnya, AMPG setidaknya sudah menyelenggarakan sedikitnya 2 kegiatan, yang pertama kegiatan 1 Muharram, dengan berbagai acara dan festival islami, kemudian jalan santai ini. dan pemerintah daerah baik provinsi dan kabupaten sangat mendukung.

Apa yang menurut anda menarik dari situs bersejarah Bukit Menumbing ini, yang belum banyak diketahui wisatawan dan layak untuk dikunjungi?

Bila kita lihat sejarahnya, di Menumbing ini banyak tokoh pendiri bangsa yang diasingkan pada saat agresi Belanda tahun 1948. Selain Soekarno dan Hatta, nama tokoh bangsa lain ada Mr. Moh. Room, H Agus Salim, Mr Ali Satro Atmijoyo, Komodor Surya Dharma, Mr. Pringgodigdo dan Mr. Assaat. Sedikitnya kurang lebih 7 bulan para pendiri bangsa ini tinggal di Bangka Barat. Ini kan sejarah yang harus diketahui masyarakat dan bangsa ini.

Apakah sektor pariwisata banyak menyumbang PAD Kabupaten Bangka Barat?

Alhamdulillah, PAD kita meningkat drastis dari sektor pariwisata, sehingga perlu dipertahankan bahkan semakin ditingkatkan. Makanya peran serta semua pihak sangat kita harapkan untuk pariwisata dan kebudayaan ini. Pekerjaan pemerintah daerah memang berat, karena banyak sektor lain yang harus juga ditingkatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Makanya pekerjaan pariwisata dan kebudayaan ini harus sama-sama kita realisasikan. Seperti apa yang sudah dilakukan komunitas AMPG dan komunitas-komunitas lain di kabupaten ini. kita dukung penuh.

Apa saja sih situs pariwisata dan kebudayaan di Bangka Barat?

Wah, kalau itu sangat banyak, bahkan yang belum digali dan masih berada di dasar lautan pun ada, seperti kapal-kapal peninggalan perang dunia. Belum lagi kuliner dan jelajah sejarah nya, potensi ini bakal kita tingkatkan untuk kemakmuran masyarakat. Maka kita minta dukungan, termasuk dari kawan-kawan media untuk mempromosikan situs pariwisata dan bersejarah di kabupaten ini. Setiap tahun sedikitnya ada 48 even budaya disini. Mulai adat tradisi suku melayu, suku cina dll. Itu memang digerakan oleh masyarakat dan semua kita dukung. Untuk pantai dan laut, karena Kepulauan Bangka Belitung ini dikelilingi lautan, jadi potensi ini prioritas. Namun di Bangka Barat yang tidak kalah indahnya dan perlu dipromosikan misalnya Pantai Siangau di Teluk Limau.

Bagaimana sih anda menerjemahkan pariwisata berbasis budaya untuk Kabupaten Bangka Barat ini?

Begini, Bangka Barat ini dianugerahi banyak sekali keindahan alam plus beragam sejarah dan kebudayaan. Akulturasi ini menghasilkan penduduk Bangka Barat yang siap menerima kedatangan dan keberadaan orang luar kesini, nah kita ciptakan misalnya home stay yang melibatkan warga. Jadi pariwisata berbasis budaya arahnya ialah peningkatan ekonomi warga Bangka Barat, karena mereka yang bakal langsung menerima manfaatnya. Makanya perlu komitmen warga. Dalam home stay ini turis atau wisatawan bisa langsung berbaur dengan masyarakat dengan tinggal di kediaman atau rumah warga, bisa menikmati kuliner warga asli. Untuk itu kita ajarkan dan nantinya kita buatkan pelatihan bagi penduduk tentang bagaimana menghadapi dan melayani tamu dari luar daerah bahkan dari luar negeri.

Naskah : Fani Tamzona, Ahmad Sari, Andi Mulia, H. Gunawan

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *