Sensasi Pasangan AA dan Palagan Politik Adjo Sardjono

Pasangan Cabup dan Cawabup Kabupaten Sukabumi yang dikenal dengan akronim AA -Adjo Sardjono dan Agus Mulyadi [foto; istimewa]

Oleh ; Noura Rabbani

Dalam konstelasi Pilkada Kabupaten Sukabumi yang bakal digelar Desember 2020 mendatang, nama Wakil Bupati Adjo Sardjono jauh hari sudah digadang-gadang sebagai salah satu calon paling kuat menandingi popularitas petahana Bupati Marwan Hamami yang sudah dipastikan bakal maju kembali tahun ini.

Bacaan Lainnya

Belakangan terbukti dengan munculnya berbagai nama kondang dengan beragam latar belakang yang siap mendampingi Adjo Sardjono dalam hajat demokrasi 5 tahunan ini. Sebelumnya, komunikasi intensif juga sudah dilakukan dengan beberapa partai politik yang kompak menggalang patronase untuk Adjo Sardjono.

Begitu pentingnya persona seorang Adjo Sardjono ini ditengarai karena kencangnya keinginan perubahan dari masyarakat Kabupaten Sukabumi. Munculnya tagar ganti bupati di media sosial menjadi bukti, masyarakat Kabupaten Sukabumi yang semakin peka dengan isu-isu sosial, kesejahteraan dan perkembangan politik di daerah nya.

Basis pendukung yang menamai diri sebagai Relawan Militan Adjo Sardjono [R-MAS] yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat, diklaim sudah memiliki koordinator di 387 desa dan 47 kecamatan di seantero Kabupaten Sukabumi.

Bila tetap solid dan melihat komposisi suara partai politik pendukungnya di DPRD, kita bisa pastikan bila Pilkada Kabupaten Sukabumi diselenggarakan hari ini, Adjo Sardjono 100% bakal menang. Dari 50 kursi, setidaknya ia memperoleh dukungan 31 suara yang di dapat dari jumlah semua kursi yang berasal dari 5 partai politik pendukungnya di DPRD [Gerindra, PDI P, PKB, PPP dan PAN].

Tentu saja ini hanya sebatas hitung-hitungan di atas kertas dan memang terlalu dini bila kita menyimpulkan hasil pilkada, karena semuanya dalam hitungan detik bisa saja berubah. Namun setidaknya, Adjo Sardjono sudah memiliki modal politik kuat untuk berlaga di perhelatan pilkada mendatang.

Adjo sejatinya tidak melenggang mulus-mulus saja, tekanan dari dalam terlebih “ranjau” yang datang dari luar dipastikan bakal selalu ada dan datang. Sebagai orang nomor dua di pemerintahan tentu perlakuan terhadapnya berbeda, contoh kecil ialah minimnya porsi pemberitaan kegiatan Adjo Sardjono yang ditayangkan di portal resmi Pemkab Sukabumi, hal ini cukup menjadi kendala bagi awak media yang ingin mengutip kegiatan Adjo Sardjono.

Sementara tantangan dari luar tentu tak kalah dahsyat, ada pameo bahwa dalam politik tidak berlaku kawan atau lawan, yang ada hanya kepentingan abadi.

Apalagi sejatinya Adjo Sardjono bukanlah politisi dan petugas partai, nyaris separuh hidupnya ia jalani untuk mengabdi kepada masyarakat Kabupaten Sukabumi. Sedangkan politik itu dinamis bahkan bisa sangat sensitif, bukan tidak mungkin bila terdapat kepentingan yang tidak terakomodir, di akhir-akhir episode atau menjelang hari pencoblosan, satu per satu kolega menarik diri dan mengarahkan dukungan kepada calon lain atau bahkan membentuk poros politik sendiri.

Untuk itu, pilihannya kini tinggal bagaimana seorang Adjo Sardjono pintar memilah dengan siapa ia bakal melenggang, seseorang yang bisa menambal kekurangan Adjo Sardjono dan sudah teruji ditengah-tengah masyarakat, memiliki basis massa pendukung kuat dan tentu saja piawai melakukan komunikasi sekaligus meredam gejolak konflik dalam gelanggang politik.

Salah satu politisi yang patut di perhitungkan Adjo Sardjono ialah nama mantan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Agus Mulyadi, yang baru saja membuat kehebohan dengan pernyataannya yang siap mendampingi Adjo Sardjono maju dalam Pilkada Kabupaten Sukabumi 2020 ini, bahkan ia rela menanggalkan atribut partai nya untuk masuk menjadi anggota PKB sebagai kendaraan politik dan salah satu syarat yang diajukan partai pendukung.

Lebih mencengangkan lagi, Agus Mulyadi menyatakan bahwa ia akan membuat sejarah sebagai orang yang berasal dari wilayah sukabumi utara yang mampu menjadi kepala daerah. Bahkan ia termotivasi agar Marwan Hamami diganti, menurutnya pernyataan ini merupakan aspirasi sebagian besar masyarakat yang disampaikan padanya.

Begitu impresif nya sosok Adjo Sardjono hingga politisi sekaliber Agus Mulyadi terang-terangan siap maju bersamanya. Ini juga yang dianggap sebagai pembuka tabir, sosok dibalik akronim AA adalah Adjo-Agus yang sekian waktu menimbulkan tanda tanya publik.

Agus Mulyadi tentu bukan nama asing di kancah politik Kabupaten Sukabumi, jika Adjo Sardjono maju bersamanya, tentu ini bisa jadi jaminan bagi masyarakat sekaligus partai-partai pendukung untuk memuncaki Pilkada Kabupaten Sukabumi tahun 2020 ini, sekaligus mewujudkan Sukabumi Unggul.

Agus bisa disebut sebagai tipikal politisi khas Kabupaten Sukabumi yang piawai mengkomunikasikan berbagai kepentingan, sebagai putera daerah ia dikenal dekat dengan semua lapisan sosial masyarakat. Dan yang paling penting, ia mau mendengarkan aspirasi masyarakat.

Pada akhirnya, Pilkada Kabupaten Sukabumi tahun ini bisa dikatakan sebagai palagan politik terakhir bagi seorang Adjo Sardjono, untuk itu ia harus benar-benar jernih memilah pendamping. Meminjam pepatah atau pribahasa sunda yang berbunyi: Ka Cai Jadi Saleuwi, Ka Darat Jadi Salogak yang kira-kira bermakna kekompakan serta visi misi yang sama merupakan keharusan dalam melakukan kerja sama. Wallahualam

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *