Doni Munardo Ingatkan Hindari Penularan COVID19, Dalam Penanganan Pengungsi Bencana NTT 

Letjen TNI Doni Munardo, Kepala BNPB (Foto : Ist)

TBOnline [JAKARTA] — Di tengah kondisi pandemi, upaya untuk menghindari penularan COVID-19 menjadi salah satu perhatian penanganan paska bencana di NTT.

Hal ini disampaikan Kepala BNPB Doni Monardo, yang mengamati kasus positif COVID19 di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) sempat mengalami kenaikan meskipun beberapa minggu terakhir menunjukkan penurunan.

Bacaan Lainnya

“Delapan bulan pertama, kasus COVID19 relatif rendah. Namun setelah libur natal dan tahun baru pada Desember dan Januari, kasus COVID19 meningkat tinggi,” ungkap Doni.

Kondisi ini perlu menjadi perhatian semua pihak di NTT terlebih saat ini beberapa wilayah terdampak bencana. Kepala BNPB mengingatkan kepada seluruh daerah untuk melakukan langkah-langkah antisipasi, seperti memisahkan kelompok rentan dan pemuda. Hal tersebut disebutkan Doni diterapkan saat penanganan pengungsian paska gempa Sulawesi Barat beberapa waktu lalu.

Kepala BNPB Letjen TNI Doni Munardo saat menyampaikan konferensi pers terkait penanganan bencana alam (Foto : BNPB)

Dari berbagai pengalaman saat penanganan pengungsian paska gempa Sulbar, adanya pemisahan kelompok rentan, seperti lanjut usia, wanita hamil, balita dan anak-anak dari kelompok pemuda. Ia berharap konsep ini dijalankan untuk penanganan warga yang mengungsi di wilayah NTT.

“Kami berusaha untuk mengurangi warga yang mengungsi di tempat-tempat pengungsian,” ujar Doni saat melakukan konferensi pers virtual pada Senin malam (5/4).

BNPB menggunakan skema dana tunggu hunian sehingga warga dapat melakukan sewa rumah dan tidak harus tinggal di pengungsian.

Di samping itu, BNPB bersama Kementerian Kesehatan juga menyiapkan alat skrining berupa rapid tes antigen. Mereka yang membantu warga terdampak harus dites terlebih dahulu sehingga tidak membawa virus COVID-19 dari luar.

Doni juga mengingatkan kepada koordinator di setiap pos pengungsian untuk mensosialisasikan pemahaman mengenai COVID-19, seperti gejala yang terjadi. Hal tersebut dapat bermanfaat bagi warga untuk dapat mengidentifikasi kondisinya sejak dini.

Doni meminta semua pihak untuk bekerja sama dalam penanganan Covid-19, khususnya di tengah bencana alam yang terjadi di NTT.

“Besar harapan kami kerja sama yang telah dilaksanakan sebelumnya di beberapa daerah bencana bisa memberikan pengalaman yang lebih baik,” lanjutnya.

Ia meminta para tokoh masyarakat untuk selalu mengingatkan para warganya untuk mematuhi protokol kesehatan.

Sementara itu, penanganan darurat diprioritaskan pada beberapa upaya, seperti pencarian dan penyelamatan korban yang masih hilang, penanganan korban luka, pelayanan kebutuhan dasar para warga yang mengungsi, pengerahan alat berat yang digunakan untuk evakuasi dan pembukaan akses yang terisolir terkendala kondisi cuaca.

Hal tersebut seperti disebutkan bahwa ada 8 unit yang telah siap dikirim ke Lembata dan Adonara, termasuk 6 unit dumtruck. Namun transportasi laut belum dapat berlayar karena kondisi cuaca.

Sedangkan BNPB menyiagakan 3 unit helikopter untuk evakuasi warga luka dan kelompok rentan, serta distribusi bantuan logistik. Sejumlah wilayah masih dilaporkan terisolir akibat tanah longsor dan banjir yang menutup akses antar wilayah.

Naskah & Foto : Humas BNPB

Editor : Andih (Digoel)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *