Ditingkahi atmosfir sejuk Bogor, dipenghabisan malam perjalanan dinasnya Ade Dasep Zainal Abidin (ZA) menerima Target Buser. Bukan dalam dunia virtual seperti biasa, malam itu Tugu Kujang yang begitu monumental nyata menemani intim pergumulan ini. Menyeruput kopi pekat Ade Dasep yang dikesankan sebagai pribadi penuh ego, kenyataannya tidaklah demikian. Ia begitu takzim kepada mendiang orangtuanya, bahkan beberapa kegiatan sosial keagamaan, ia haturkan untuk memenuhi amanat keduanya. Pembicaraan tengah malam itu pun berarak tentang postingannya yang kelewat berani belakangan ini. Rupanya Ade Dasep ZA tidak sembarang mengkritik pemerintahan Marwan Hamami – Adjo Sardjono. “Saya siap mempertanggungjawabkannya,” tegasnya.
Mungkin yang benar-benar nyata ialah Ade Dasep ZA tahan bicara non stop bahkan ketika lawan bicaranya nyaris mencapai titik penghabisan. “Maaf, sudah mau tutup kang”. Syukurlah penjaga rumah makan tempat kami kongkow mengingatkan, jadi ada alasan menuntaskan pembicaraan. “Kita sambung wawancara lewat batin kang”. Ade Dasep mengangguk meski kurang puas dengan tawaran ini.
TB : Mengapa lewat facebook ?
Adza: Saya bisa buktikan kalau sudah banyak surat konfirmasi saya kepada pihak bersangkutan, namun hingga kini nol besar. Lalu apa fungsi legislasi?
TB: Naon atuh ?
Adza: Teuing, tanya we kusorangan
TB: Pasti banyak pihak yang tidak senang dengan anda?
Adza: Pasti. Inikan sistematis, bahkan sampai di partai yang membesarkan saya. Laporannya macam-macam
TB: Siapa saja?
Adza: Biarlah hanya saya, yang bersangkutan dan tuhan yang tahu
TB: Dilingkungan kerja bagaimana, anda seperi ditirikan dong?
Adza: Biarlah, toh yang saya perjuangkan kebenaran kok
TB: Terkait menurunkan Marwan Hamami-Adjo Sardjono yang anda viralkan di facebook menjelang 2 tahun pemerintahannya, apa alasannya ?
Adza: Itukan komitmen yang bersangkutan, saya hanya mengingatkan. Tidak ada perubahan dalam 2 tahun, katanya siap mundur
TB: Perubahan di Kabupaten Sukabumi kan sudah banyak?
Adza: Iya, tinggal sedikit lagi. Pemimpinnya yang dirubah
TB: Ada yang bilang, postingan anda lantaran sakit hati karena anda tidak diberikan proyek?
Adza: Siapa bilang, hingga kini proyek saya masih jalan
TB: Proyek apa?
Adza: Proyek amal ma’ruf nahi munkar
TB: Siapa figur yang pantas menggantikan Marwan-Adjo?
Adza: Biar rakyat Kabupaten Sukabumi yang menentukan siapa yang pantas memimpin Sukabumi kedepan. Dari, oleh dan untuk rakyat, inikan demokrasi.
TB: Terkait postingan anggaran siluman, mark up dan mark down anggaran, spesifiknya bagaimana ?
Adza: Setelah mekanisme kebutuhan dan jumlah anggaran yang diajukan dinas dan dirapatkan DPRD dimasing-masing komisi, lalu muncul mata anggaran diluar rapat resmi tadi, itukan namanya siluman. Sedangkan diluar pembahasan eksekutif-legislatif kemudian muncul jumlah anggaran yang ditambahkan pada kegiatan yang sama, itu namanya mark up. Kalau mark down, anggaran tersebut dikurangi. Ini mutlak korupsi
TB: Siapa yang melakukannya?
Adza: Kita tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah, biar penegak hukum yang menyelidikinya
TB: Berapa nilai korupsinya?
Adza: Lebih kurang 300 an miliar
TB: Duit itu kang?
Adza: Hooh
Catatan : WANI ADZA merupakan akronim dari wawancara imajiner dengan Ade Dasep ZA. Merupakan dialog absurd (hayalan) yang memancing paradigma berfikir pembaca dalam menyerap informasi kekinian, khususnya warga Kabupaten Sukabumi. TB berarti TARGET BUSER & ADZA Ade Dasep Zainal Abidin.
WANI ADZA ditayangkan setiap hari tergantung mood dan kopi. Selamat Menikmati dan Selamat Hari Anti Korupsi (9 Desember 2017).