Tentang Dunia Pendidikan Jaman Now, Apa Kata Mereka ?

TB-Online, Depok

Kontrol dan pengawasan orang tua terhadap lingkungan pergaulan anak sangatlah penting, dimana sekarang ini banyak terdengar berita yang kurang baik dari anak didik di seantero negeri ini. Perubahan mental dan karakter pada anak-anak semenjak dini harus segera dibangun, karena jika tidak terkontrol maka sering terjadi dan terdengar anak usia sekolah dasar yang sudah merokok, berkata tidak baik, melawan orangtua dsb.

Untuk itu Target Buser menjumpai para Kepala Sekolah untuk menyikapi dan memberikan sumbang saran, demikian penuturan sbb :

Andi Sodikman, S.Pd, Kepsek SD Negeri Cinere 2 Depok,
Jauhi Kekerasan Terhadap, Anak SD Negeri Cinere 2 Depok yang dikomandani oleh Andi Sodikman, S.Pd menuturkan peran dan fungsi Kepala Sekolah dan guru sebagai pemimpin dan fasilitator mengtransfer pengetahuan kepada anak didik dalam perwujudan insan yang berakhlak dan cerdas tidak melulu harus di sekolah.
“ Kontrol orang tua terhadap pergaulan anak-anak sangat penting, didalam keluarga orangtua lah sebagai pelindung,” tutur Andi kepada Target Buser diruang kerjanya.
Sekolah adalah titipan, di sekolah belajar cuma 6 jam, selebihnya ada di rumah. Dalam pengertian pembetukan akhlak dan budi pekerti jika tidak terkontrol berakibat anak terjerumus didalam pergaulan yang tidak baik,” tegas pria asal Cianjur ini menerangkan.
Bisa saja anak di sekolah baik, di rumah juga baik, tapi diluar bersama teman-teannya kedapatan merokok, nah hal seperti ini yang dirasa kontrol orangtua tidak baik.
Andi menegaskan, hal yang terpenting adalah tidak melakukan tindak kekerasan terhadap anak, jangan sampai anak menjadi beban moril karena ketiadaan, sebab segala kebutuhan pendidikan sekarang ini sedikitnya dtanggung pemerintah.
“ Di sekolah, anak-anak harus patuh pada peraturan sekolah, terkadang ada anak yang mengadu kepada orangtuanya karena dimarahin guru, jangan salahkan guru karena dia tidak mengerjakan PR, sibuk bermain game,” tandas Andi.
Untuk itu Andi berpesan kepada para orangtua agar mendidik putera-puterinya dengan benar, anak-anak patut dikontrol dengan ketat, pendidikan di sekolah hanya sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, untuk moral dan akhlak adalah tanggung Jawab kita bersama.

HJ.Komariyah,S.Pd, Kepala Sekolah SDN Pengasinan 02 Depok
Pentingnya Pemahaman Agama Di tempat terpisah, HJ.Komariah,S.Pd, Kepala Sekolah SDN Pengasinan 02 Depok menuturkan, pembiasaan pendidikan moral dan akhlak sangat penting dimulai dari keluarga sejak dini.
“ Faktor lingkungan adalah salah satu pembentukan karakter anak, jika lingkungan kurang bagus maka berpengaruh kepada anak,” cetus Komariah kepada Target Buser baru-baru ini di ruang kerjanya.
Saya berpesan kepada orangtua agar memperhatikan pergaulan anak-anaknya jangan sampai terjerumus kepada ekses negatif.” apakah lingkungan tempat anak Anda bergaul benar-benar steril untuk perkembangan karakternya atau tidak,” ucapnya.
“ Bilamana anak didik memiliki kecakapan khusus dan prestasi yang baik, sudah pasti ia mempunyai lingkungan pergaulan yang baik, apalagi disertakan pemahaman dalam pendidikan agama di rumah dengan latar belakang keluarga baik2, kami juga merasa senang memberikan pendidikan yang terbaik di sekolah ini,” ujar wanita dengan logat asli Betawi Depok ini.
“ Kami dengan segala kemampuan bersama 9 orang guru mentransfer pembinaan dan pendidikan 830 anak didik, alhamdulillah PPK yang diselenggarakan disini menunjukkan hasil yang baik, dibuktikan dengan keberhasilan prestasi ekstrakurikuler yaitu bidang Pramuka,” ucapnya bersuukur.
Minimnya sarana di SDN Pengasinan 02 Depok yang cuma memiliki 6 ruangan kelas, sehingga harus memakai 1 ruangan kelas untuk dipakai kepsek dan guru.
“ Dari 12 rombel hanya ada 5 ruangan kelas yang digunakan untuk KBM, mau tidak mau KBM ada yang masuk pada siang hari,” terangnya.
“ Kami berharap pemkot Depok membangun RKB , khususnya ruangan kepsek dan guru, karena idealnya standar ruangan sekolah adalah 1 ruangan kepsek dan 1 ruangan guru,” ujarnya menutup pembicaraan.

Zaenudin, S.Pd, Kepala Sekolah SDN Meruyung, Depok
Pengawasan dan Kontrol yang Ketat Ditempat lain di wilayah Meruyung, Kepala Sekolah SDN Meruyung, Depok, Zaenudin, S.Pd saat dimintai sumbang sarannya mengatakan, Kewajiban sekolah dalam membina anak didik sangat terbatas hanya 6 jam, selebihnya adalah orangtua yang punya kewajiban mengontrol anaknya.
“ Kalau di level sekolah dasar biasanya anak–anak tidak ada yang mencoba untuk merokok, tetapi saat menginjak usia remaja atau anak SMP dan SMA, ada juga kedapatan coba-coba untuk merokok, nah disini kontrol pengawasan harus lebih ketat,” tegasnya.
Menurutnya, PPK disini sama dengan sekolah lainnya, penguatan akhlak yang diutamakan dan dilaksanakan oleh setiap murid disini.
“ Guna mengantisipasi ekses negatif dari pergaulan lingkungan, obat yang mujarab adalah pendidikan yang dilandasi iman dan takwa, di lingkungan keluarga anak dibesarkan dengan dididik pemahaman agama, di sekolah mendapat bekal ilmu pengetahuan,” tandas pria asal Betawi yang enerjik ini.
Mendidik dan membina 800-an murid disini bukan pekerjaan gampang, guru disini berusaha keras memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik. “ Menyalurkan bakat dan kemampuan bidang ekskul, anak-anak dibina dan dilatih agar mendapat prestasi,” tutur Zaenudin yang baru tiga bulan memimpin di sekolah ini.
Seperti diketahui, SD Negeri di kota Depok masih banyak yang belum memenuhi standar ruang kelas yang sesuai dengan jumlah rombel .
SDN Meruyung, Depok memiliki 20-an rombel dan menurut rasio tidak seimbang dengan jumlah kelas yang tersedia. “ KBM menjadi double shift, pagi dan siang,” terangnya.

Jayadih Akhir, S.Pd, Kepala Sekolah SDN Serua 2 Depok
Penguatan Akhlak Tanggung Jawab Bersama, Sasaran SD Negeri Serua 2 Depok pada tahun 2018 mencoba untuk menguatkan prestasi akademik dan ekskul yang pada tahun sebelumnya skala priorias adalah sarana dan prasarana.
Demikian dikatakan oleh Jayadih Akhir, S.Pd, Kepala Sekolah SDN Serua 2 Depok.
Tuntutan pemerintah adalah kualitas pendidikan berkarkater dan nilai pendidikan akadems berbarengan dan beriiringan,” Karakter dan nilai yang sejalan artinya sikap dan mentalnya bagus menghasilkan nilai akademik yang bagus juga,” cetus pria asli Betawi Depok ini menerangkan.
Pembelajaran akhlak dan moral adalah tanggung jawab kita bersama, dan kontrol orangtua pada perilaku anak pada lingkungan pergaulan harus ada.
Selanjutnya PPK dilaksanakan skala nasional, program pemerintah ini pada setiap sekolah masuk kurikulum dan pendidikan harus berhasil.
Masyarakat diminta lebih proaktif di dunia pendidikan, karena tanpa dukungan masyarakat ‘gak mungkin kita bisa berjalan, “ sebelah kaki masyarakat, sebelah lagi kaki sekolah, jadi kalau kaki sekolah saja yang berjalan akan lambat dalam pelaksanaannya,” ungkap jayadi berseloroh.

Mawardih, S.Ag, M.M, Kepala Sekolah SD Negeri Beji 5
Pengawasan Sejak Usia Dini, Pada dasarnya pendidikan itu adalah tanggung jawab bersama, anak didik seyogyanya harus lebih perhatian dengan kegiatan belajar, kegiatan anak lebih banyak di rumah ketimbang di sekolah.
Menurut Mawardih, S.Ag, M.M, Kepala Sekolah SD Negeri Beji 5 mengatakan, demi kemajuan anak, wajib dibina dan dilndungi orangtua dari gangguan sehingga tidak bisa konsentrasi ke pelajaran.
“ Tidak pantas orangtua menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah dengan harapan hasilnya yang terbaik, tetapi dizaman sekarang godaan anak untuk malas belajar banyak sekali,’ ungkap Mawardih kepada Target Buser kemarin di ruang kerjanya.
Saya berharap orangtua harus lebih fokus memperhatikan anaknya terutama berkaitan dengan berbagai info yang diadakan dari media sosial elektronik.
Khususnya alat komunikasi yang semakin canggih, anak dapat membuka situs khusus orang dewasa yang tidak boleh ditonton, seharusnya orangtua mengawasi dan menindak tegas jika alat komunikasi ini digunakan anak untuk menonton video terlarang.
Dengan membina dan mengawasi anak sejak usia dini disamping memberikan contoh yang baik kepada anak adalah melakukan pembiasaan budi pekerti dirumah.
Sudah waktunya orangtua mengarahkan kepada anak-anaknya terutama dengan munculnya hal-hal negatif yang mengganggu kelancaran siswa belajar.

Merida Gultom, S.Pd, Kepala Sekolah Pejaten Timur 17 Jakarta Selatan
Jangan Menyepelekan Pengawasan Jaman sekarang, arus globalisasi tekhnologi informasi (IT) dengan HP Android mempengaruhi anak-anak pada hal-hal yang negatif, sehingga harus ada pengawasan ketat dari orangtua.
“ Sekarang terdengar ada murid yang membunuh guru, ini bukti nyata yang terjadi di negeri kita, untuk itu penguatan pendidikan karakter terus digalakkan dan wajib anak-anak diberikan pendidikan moral dan etika dimulai dari timgkat sekolah dasar,” tutur Merida Gultom, S.Pd, Kepala Sekolah Pejaten Timur 17 Jakarta Selatan baru-baru ini.
Selanjutnya Merida mengatakan guru harus memberitahu orangtua supaya anaknya diperhatikan dikontrol dan jangan menyepelekan persoalan pergaulan anak, tapi seharusnya berfikir mendidik anak bukan hanya di sekolah saja.
“ Harus ada buku penghubung dari siswa menyerahkan ke orangtua untuk menjelaskan situasi dan kondisi perilaku anak di sekolah seperti ini, seperti etika, pelajaran, kecerdasan dll,” terang Merida yang pernah mendapat peringkat III lomba guru prestasi se Provinsi DKI Jakarta.
Menjelaskan kepada anak-anak pemahaman tentang Pancasila, NKRI, dan Penguatan Pendidikan Karakter bernuansa agama, sehingga menghasilkan ouput jadi anak yang soleh, cerdas dan memiliki kemampuan berprestasi.
Kami membina 186 murid dari berbagai status sosial orangtuanya, berupaya meminimalisir sikap anak-anak yang tidak baik dan mengoptimalkan karakter anak menjadi baik dan benar, tentunya hal ini adalah tanggung jawab kita bersama-sama.
“ Komite Sekolah kita kompak selalu komunikasi dengan sekolah, pokoknya membantu sekolah ini maju, hal ini dibuktikan membangun sarana wudhu dan menge floor halaman sekolah dari sumbangan orang tua,” ucap wanita asli Tapanuli yang tinggal di Depok ini mengakhiri pembicaraan.

Mardais, S.Pd, Kepala Sekolah SD Negeri Kukusan, Depok
Patuhi Peraturan Sekolah Kontrol dan pengawasan lingkungan, pergaulan anak sekolah dasar tentu saja berbeda dengan SMP dan SMA, karena para orangtua masih mendampingi anaknya belajar di sekolah dari jam masuk hingga jam keluar.
Kepala Sekolah SD Negeri Kukusan, Depok menuturkan, anak usia SMP merupakan usia remaja tidak didampingi orangtua, dan sesuai dengan pertumbuhannya dari tingkat pergaulannya sudah mengenal HP Android.
Saya minta orangtua mematuhi peraturan sekolah yang melarang anaknya membawa HP, sesuai peraturan Menteri kecuali boleh sewaktu-waktu membawa HP untuk kepentingan pembelajaran.
“Di Indonesia ada Undang-Undang KPAI, Undang-Undang Perlindungan Anak, serta ada tata cara pembelajaran yang sehat serta ramah moral,” ujar Mardais, S.Pd, Kepala Sekolah.
Jadi dari peraturan ini guru banyak menahan diri, contohnya membentak apalagi mengancam secara fisik apalagi sudah dilaksanakan, tidak boleh dilakukan karena termasuk dalam kekerasan verbal.
“ Guru marah artinya guru tersebut sayang, para orangtua kerap menyalahkan guru yang memarahi anaknya lantaran sesuatu hal, padahal anak tersebut nakal mengganggu temannya, karena terkiat dengan undang-undang KPAI, kami sebatas menegur saja,” cetus pria asli Depok ini.
Sekarang ada istilah baru, mal praktik guru, guru mengancam anak sudah dianggap mal praktik dan bisa dilaporkan ke KPAI. Untuk itu para orangtua harus benar-benar mendidik anaknya agar kejadian tersebut tidak ada di sekolah.
Jadi kontrol dan pengawasan orangtua terhadap anaknya harus dan wajib.
“ Kalau nggak ya pendidkan nggak jalan,cetusnya.

Muhtar, S.Pd, Kepala Sekolah SDN Ratu Jaya 3,Depok
Dukungan Penuh Masyarakat, Kami pernah mengumpulkan orangtua jangan sampai anaknya itu bergaul kurang baik, jadi disin peran serta orangtua sangat penting mengawasi anak dalam bidang pendidikan jangan sampe mereka salah bergaul.
Demikian disampaikan oleh Kepala Sekolah SDN Ratu Jaya 3,Depok, Muhtar, S.Pd. “ Karena pengawasan guru di sekolah terbatas, diharap orangtua mengontrol dan memberikan pengarahan dirumah kepada anaknya dalam pergaulan.
Pembinaan karakter anak dari yang tidak baik menjadi baik, dengan pembiasaan 5S setiap hari dan melaksanakan kegiatan ibadah dalam memperkuat iman, takwa dan karakter akhlak.
Menggenjot pembiasaan yang dilakukan oleh 315 anak agar merubah perilaku di rumah dan di sekolah dengan hal yang baik, “ Dengan 12 tendik disini kami siap memaksimalkan program PPK dan pembelajaran kepada mereka dan menyalurkan minat dan bakat pada bidang ekskul untuk berprestasi,” tutur Muhtar yang asli Depok ini.
Sekolah kami hanya memiliki 3 ruangan kelas dan 1 ruang guru, sehingga kegiatan sekolah pagi dan siang. “ Tahun ini Pemkot Depok merencanakan membangun 4 lokal RKB, sudah pasti bangunan ini naik keatas mengingat lahan yang ada sangat minim sekitar 400 m2,” terang Muhtar.
Saya meminta masyarakat untuk membantu pendidikan di sekolah ini agar bisa lebih maju lagi, tanpa mereka ‘kan nggak bisa berjalan sendiri, tukasnya.

Ifa Laelatul M., Kepala Sekolah SDN Kabayunan, Depok
Dengan Siapa Bergaul, Menurut Ifa Laelatul M., S.Pd, sepatutnya anak dibekali agama untuk membentengi diri dari pergaulan yang negatif, serta diberikan penanaman keimanan dan ketakwaan sejak dini.
“ Medsos atau media sosial yang kerap menjadi alat propaganda semestinya dihindarkan, penggunaan HP yang baik adalah bukan android bagi anak-anak, yang biasa saja guna berkomunikasi via telp,” tutur Ifa Laelatul M., Kepala Sekolah SDN Kabayunan, Depok di ruang kerjanya.
Kami memang tidak mengetahui pergaulan anak didik di rumah dan lingkungannya, bagaimana sikap mengontrol pergaulan adalah kewajiban orangtua, banyak anak yang terlibat masalah karena perilaku orangtua yang tidak perduli terhadap pergaulannya.
“ Kebanyakan mereka adalah orangtuanya yang sibuk bekerja dan tidak mengawasi serta mengontrol anaknya dan didapat anak tersebut terlibat masalah ekses negatif, yang susah ya orangtuanya juga,” imbuhnya
Sehari-hari kita sering melihat anak-anak yang sudah merokok, bahkan berbicara tidak pantas untuk didengar, hal ini merupakan kealpaan orangtua yang tidak memperhatikan gaul anak dan tidak tahu anaknya bergaul dengan si A, si B, si C,” ujar wanita yang asli jawa Barat ini.
Dalam mencegah dan mengantasipasi hal ini, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dengan pola penguatan pendidikan karakater menuju anak yang berakhlak baik.
“ Bagaimana jika bangsa ini memiliki generasi muda yang bermental buruk dan selalu menyusahkan orangtua? Nah bersama PPK ini lah kita menanamkan disiplin dan budi pekerti, tentunya harus bekerjasama antara sekolah, orangtua dan dengan siapa anak harus bergaul,” ucapnya.
Kita memberikan ilmu pengetahuan di sekolah dan orangtua mengajarkan etika moral, sopan santun, pribadi yang baik dengan demikian disekolah juga akan terbawa kebiasaan tersebut.

Syamsudin, S.Pd, Kepala Sekolah SD Negeri Sukmaya 4 Depok
Membina Tidak Melihat Status, Ada kerjasama antara guru dan orangtua yang berkesinambungan, antara lain memonitor kegiatan anak-anak dalam lingkungan pergaulannya dan sebalumnya mengumpulkan orangtua untuk diberikan pengarahan guna pengawasan dan kontrol.
“ Di sekolah pengontrolan pengawasan adalah urusan guru, pendekatan persuasif bilamana anak-anak mengalami masalah untuk diselesaikan, sedangkan pengawasan anak-anak dirumah adalah tanggung jawab orangtua, bilamana gagal mendidik bukan tanggung jawab guru,” tegas Syamsudin, S.Pd, Kepala Sekolah SD Negeri Sukmaya 4 Depok.
Sering tejadi anak-anak yang suka jahil terhadap temannya, lantas guru menegur atau marah, akan tetapi guru merasa yang disalahkan, kalau begini ‘kan siapa yang salah?
Kembali pada pendidikan karakter moral, orangtua harus faham dan mengerti tentang moral dan etika, tidak memandang status orangtuanya kaya, miskin, harus teliti memilih anaknya dalam lingkungan pergaulan.
“ Mendidik anak-anak di rumah menjadi anak yang baik, rajin belajar dan berlandaskan iman dan takwa, jika berhasil maka pergaulan dilingkungan sekolah juga akan berhasil, bersama komite sekolah kita mengawasi tingkah laku siswa jika kedapatan yang melenceng lapor kesekolah,” tutur Syamsudin dengan logat khas Bima, NTB.
Pembiasaan budaya 5S setiap hari juga bisa dilakukan di rumah, sebanyak 20 tendik dengan maksimal melaksanakan kinerja dalam membina 592 murid dari berbagai kalangan.
“ Anak-anak ikut peraturan sekolah, kebiasaan yang tidak baik di rumah tidak bisa dibawa ke sekolah, nah dengan pembiasaan karakter akhlak ini semua murid disini ditempa dan digodog, menuju insan cendekia yang mandiri, bemental dan berakhlak baik,” terangnya. Freddy FHS

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *