Retribusi di Terminal Kampung Rambutan “Resmi atau Pungli ?”

Kepala Terminal Kampung Rambutan

TB-Online, Jakarta.

Ketika kita mendengar pertanyaan seperti itu pasti ingin tahu jawabannya, karena mungkin kita pasti mengalami pemungutan serupa. Ada berbagai pungutan dilingkungan terminal bus di DKI Jakarta, salah satunya di Terminal Bus Kampung Rambutan, Jakarta Timur yang juga terdapat retribusi senilai Rp 500 bagi pemakai fasilitas terminal antar kota. Resmi atau Pungli ?

Bacaan Lainnya

Kepala Terminal Antar Kota Kampung Rambutan, Emiral Augus yang dijumpai Target Buser diruangannya, Senin (22/1/2018) membenarkan terdapat pungutan ini, menurutnya retribusi ini legal dan diatur undang-undang. “Dasar hukumnya UU No. 28 Tahun 2009, UU No. 22 Tahun 2009 dan Perda No. 1 Tahun 2015. Itu pun bukan pihak Dishub Terminal Kampung Rambutan yang membuatnya, pasalnya itu dikirim langsung dari Pemprov DKI melalui UPT Dishub, kami setiap hari menyetorkan langsung kepada UPT Dishub dan tidak ada pengumpulan dana di kantor, kami hanya menyimpan bonggol, atau sobekannya saja untuk pertanggungjawaban kepada inspektorat, dengan teknis pemungutannya macam-macam cara mulai dari pintu masuk terminal sampai didalam bus. Petugas di terminal antar kota Kampung Rambutan juga memiliki kendala kekurangan personil untuk pemungutan retribusi,” beber Emiral sembari menunjukan buku yang memuat undang-undang dan peraturan terkait.

Adapun terkait karcis yang tidak di porforasi, atau lubang difisik karcis, guna menandakan resmi atau pungli, Emiral menegaskan untuk membedakan antara karcis resmi atau palsu berdasarkan nomor seri yang dikeluarkan dan tertera dalam fisik karcis. Ia mencontohkan nomor seri : LU No. XXXXXX yang berwarna merah dengan cetakan yang berbeda. “Dengan itu tidak perlu lagi diporforasi (dibolongin-red) karena tidak mungkin ada penggandaan, sebab itu nomor register langsung otomatis dari Pemprov,” ungkapnya.

Selain retribusi pemakaian fasilitas terminal, menurut Emiral beberapa objek retribusi dilingkungan terminal antar kota, antara lain kios dan pujasera.

Ditambahkannya, selama memimpin terminal bus antar kota Kampung Rambutan sudah banyak perubahan yang terjadi, diantaranya ialah penataan pedagang. “Sekitar 500 pedagang dilingkungan terminal kita bina agar menciptakan suasana aman bagi pengguna terminal,” katanya. Selain itu terdapat pengajian rutin setiap malam jumat yang diselenggarakan dilantai dua terminal. “Adalagi kegiatan jumat bersih yang kita adakan untuk memupuk persaudaraan diantara semua warga terminal”.

Yudi/Hutabarat

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *