Peduli Bencana : Empati Ketua DPRD Agus Mulyadi Bagi Korban Bencana Alam Nyalindung  

Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Agus Mulyadi [foto:masaginews]

 

TBOnline [SUKABUMI] – Bencana alam berupa pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi yang memporak-porandakan sekitar 90 rumah, 3 fasilitas umum, 26 hektar sawah dan 200 meter jalan provinsi memang mengusik rasa kemanusiaan dan menerbitkan keprihatinan mendalam bagi kita semua.

Bacaan Lainnya

Hal inilah yang mendorong Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Agus Mulyadi, untuk menjamin bahwa institusi DPRD akan memberikan sekaligus mendorong bantuan dari berbagai pihak bagi korban bencana tersebut. “Kami sampaikan rasa prihatin dan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada mayarakat Nyalindung atas musibah yang terjadi. Semoga mereka diberikan kekuatan, kesabaran serta kiranya kita akan berusaha memberikan bantuan juga kepada pemerintah daerah bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat korban yang ada di Nyalindung,” ujar Agus, Senin (6/5/2019).

Senada, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Mansurudin atas nama pimpinan DPRD menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas musibah tersebut. “Musibah pergeseran tanah di Nyalindung semoga menjadi perhatian kita bersama, kami apresiasi semua unsur yang terlibat telah melakukan antisipasi dengan merelokasi warga,” katanya.

Bencana alam berupa pergeseran tanah di Nyalindung [foto:senayan post]
Dilansir dari kompas.com data pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan daerah terdampak meliputi RT 01, 02 dan 03 RW 09, rumah berjumlah 129 rumah dengan penduduk sebanyak 161 kepala keluarga (KK) yang berjumlah 482 jiwa. Sebelumnya, terdata sebanyak 109 rumah dengan jumlah penduduk sebanyak 110 KK yang berjumlah 354 jiwa.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Asep Suherman menuturkan, masa tanggap darurat sudah berakhir yang dilanjutkan dengan masa transisi pemulihan. Dalam masa pemulihan transisi ini, penanganan bencana sudah dialihkan dan dilaksanakan Panitia Lokal (Panlok) yang sudah dibentuk. “Sudah kami sepakati (antara BPBD dan Panlok) masa transisi pemulihan ini selama 45 hari. Apakah bisa diperpanjang atau tidak sebelum ke relokasi secara permanen. Selama massa transisi kami dari BPBD terus monitor dan menugaskan beberapa personal,” tutur dia.

Panitia lokal Penyerahan penanganan bencana tanah bergerak dari BPBD Kabupaten Sukabumi kepada Panlok digelar di Desa Kertaangsana. Penyerahan ditandai penyerahan bantuan atau donasi logistik dan uang tunai dari Kepala BPBD Asep Suherman kepada Ketua Umum Panlok Kapten Kusmana yang juga Danramil Nyalindung.

Masa tanggap darurat bencana gerakan tanah di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, sesuai Surat Keputusan (SK) Bupati Sukabumi Marwan Hamami mulai diberlakukan sejak Selasa 23 April 2019 hingga Senin 29 Aprill 2019. Masa ini Lalu diperpanjang sejak Selasa 30 April 2019 hingga Senin 6 Mei 2019. “SK Bupati sampai tanggal 6, namun atas pertimbangan bersama saling memaklumi kaitan dengan 1 Ramadhan, dan teman-teman sudah dua pekan disini makanya hari ini dilakukan penyerahan dan besok dari BPBD tetap menugaskan staf di sini dan kami terus memonitornya,” kata Asep.

Ketua Umum Panlok Kapten Kusmana mengatakan, akan melanjutkan penanganan bencana ini bersama-sama dengan pengurus semuanya. Rencana awal akan kembali dilakukan pendataan ulang mulai jumlah warga terdampak atau pengungsi dan logistik. “Karena menghadapi bulan Ramadhan sebagai langkah awal kami akan merekrut ibu-ibu atau bapak-bapak yang bisa memasak lalu akan bergantian memasak,” kata Kusmana selesai penyerahan penanganan bencana.

Sebelumnya diberitakan, sedikitnya 40 unit rumah rusak terdampak bencana tanah bergerak di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat. Sedangkan 115 rumah lainnya dalam kondisi terancam. Selain itu, tanah bergerak ini mengakibatkan ruas Jalan Sukabumi-Sagaranten di kampung setempat anjlok dan mengancam 26 hektar lahan persawahan. Gerakan tanah ini mulai dikeluhkan masyarakat sejak sepekan ini setelah hujan deras mengguyur sehari semalam. Hingga Senin (22/4/2019), pergerakan tanah terus dirasakan warga. Red

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *