Partai Golkar Indramayu – Antara Pilkada, Dilema dan Krisis Pemimpin

ILUSTRASI - Pilkada Serentak Tahun 2020 [foto: sukoharjonews]

Besarnya minat para calon kepala daerah yang akan berlaga pada Pilkada Kabupaten Indramayu 23 September 2020 mendatang melalui Partai Golkar [PG], secara eksplisit menjadi gambaran masih moncer nya mesin partai berlambang pohon beringin ini meminang suara 1,3 juta lebih pemilih di Indramayu.

Menjadi satu-satunya partai babon di parlemen yang berhak mengusulkan sendiri calon kepala daerah, ditambah dua dekade terakhir memuncaki eksekutif, tentu Partai Golkar di Indramayu mendapat tempat paling istimewa bagi jenjang karir para politisi.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan hitung-hitungan formulir pendaftaran yang dikembalikan kepada panitia seleksi penjaringan bakal calon bupati, tercatat 16 nama dari beragam profesi yang bersaing mendapatkan tiket mewakili Golkar dalam Pilkada Kabupaten Indramayu mendatang. Jumlah ini tercatat paling banyak dibandingkan calon kepala daerah yang mendaftar lewat partai politik lain di Indramayu.

Sebagian besar yang mendaftar melalui PG ini ialah figur dan politisi nomor wahid yang sudah dikenal luas publik, sehingga persaingan dan seleksi awal terlihat sudah semakin kencang.

Setelah “berdarah-darah” dengan terseretnya beberapa kader terbaik dalam pusaran korupsi, perlahan-lahan Partai Golkar Indramayu mulai merancang kekuatan guna meraih kepercayaan publik di perhelatan Pilkada tahun ini.

Beberapa hal yang menjadi catatan khusus ialah, ketentuan sosialisasi yang diberikan DPD Golkar Indramayu kepada semua bakal calon untuk mendongkrak popularitas atau elektabilitas di tengah masyarakat. Promosi masing-masing balon ini dilakukan sejak 15 Februari dan diumumkan pada awal Maret 2020. Setelah dilakukan survey, nantinya bakal calon paling populer “dikhususkan” mendapat rekomendasi PG untuk berlaga di Pilkada 2020.

Model penjaringan secara terbuka ini —semoga diikuti dengan mekanisme dan hasil survey— seperti mengisyarakatkan terdapat perubahan di tubuh Partai Golkar Indramayu. Ada pesan positif yang ingin disampaikan, bahwa PG merupakan partai politik yang mengedepankan demokrasi, dengan menyerahkan pilihan sepenuhnya kepada rakyat.

Selain itu, yang sangat penting ialah bagaimana DPD Golkar Indramayu maupun DPW Jawa Barat nantinya bisa betul-betul jeli mensterilkan calon yang bakal dimajukan dalam Pilkada Kabupaten Indramayu 2020 ini. Rentetan perkara korupsi yang menimpa petinggi Golkar Indramayu hendaknya menjadi pembelajaran berharga, agar nantinya tidak dijadikan senjata dan sandera oleh lawan-lawan politik.

Perkara korupsi kader beringin yang juga Bupati Indramayu Non Aktif Supendi, yang kini memasuki tahap persidangan misalnya, ini harus diantisipasi dengan cermat dan mendalam. Kita ketahui, dalam beberapa kasus korupsi KPK kerap kali membuat surprise dengan menyeret nama-nama baru yang bahkan “sialnya” nama tersebut belum lama menduduki jabatan publik. Karena jaksa KPK akan menguliti siapa saja yang menerima aliran uang haram yang disebutkan terdakwa dalam BAP maupun saksi di persidangan.

Disinilah pentingnya membersihkan semua bakal calon kepala daerah Indramayu dari Partai Golkar yang terindikasi tersangkut paut dengan aliran uang perkara korupsi tersebut.

Hanya keledai yang jatuh dilubang yang sama dua kali— kalimat bijak ini dapat menjadi introspeksi Partai Golkar Indramayu untuk lebih sensitif mengusulkan jagoannya untuk maju sebagai calon kepala daerah. Jangan hanya karena memikirkan kekuasaan sesaat, fondasi kepercayaan masyarakat Indramayu yang telah disusun sekian lama, hancur dalam waktu singkat.

Partai Golkar Indramayu seyogyanya membuat terobosan dengan mendorong figur baru, namun memiliki pengalaman mumpuni dalam mengimbangi gejolak politik di pusat yang cepat atau lambat bakal menyasar ke daerah.

Kini warga Indramayu sudah semakin cerdas, berbagai informasi mudah didapatkan hanya dalam genggaman tangan. Publik sudah tahu, mana pemimpin yang hanya menjadi kepanjangantangan “oknum” tertentu untuk menguras APBD Indramayu demi kantong pribadi dan kelompoknya, dan mana calon pemimpin yang benar-benar bekerja untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Indramayu ke depan.

Figur seperti Dudung Badrun, yang berangkat dari seorang praktisi hukum [lawyer] dengan jam terbang dan mobilitas tinggi dapat menjadi salah satu alternatif pilihan bagi Partai Golkar Indramayu untuk dapat meraih kembali kepercayaan masyarakat. Karena bila kita lihat dari 16 nama-nama pendaftar dalam penjaringan bakal calon kepala daerah melalui Partai Golkar Indramayu, pilihan sebetulnya tidak banyak dan lengkap. Wallahualam

Ilham Akbar Rao [Pemimpin Redaksi Target Buser & Pengamat Sosial Politik]

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *