Mimpi Jun Untuk Lebak (Memoar Junaedi Ibnu Jarta, Ketua DPRD Lebak)

Junaedi Ibnu Jarta (Ketua DPRD Kab. Lebak)

RENDAH HATI. Kata inilah yang dirasa pantas disematkan bagi sosok muda Ketua DPRD Lebak, Junaedi Ibnu Jarta. Pribadinya yang hangat dan mau mendengar setiap masukan menjadi kekhasan tersendiri bagi Jun, panggilan karibnya. “Politik itu dinamis, suka tak suka kita harus bisa menyesuaikan diri dalam setiap keadaan,” katanya satu waktu.
Penulis mendapat kesempatan berbincang dengan Ketua DPRD Lebak Junaedi Ibnu Jarta dalam berbagai kesempatan, baik ketika ia berdinas di Gedung DPRD Kabupaten Lebak maupun di penghujung pekan sepulang kuliah Master nya di Bogor. Ia bisa menjadi senator yang bernas dalam menanggapi problem warga Lebak, namun bisa juga bergaya sporty laiknya mahasiswa pada umumnya. Dan, kalau sudah seperti ini, kita terkadang terkecoh bahwa ia adalah Ketua DPRD.

Satu yang sulit lekang dalam ingatan penulis ialah Jun yang mau mendengarkan lebih dahulu lawan bicaranya, ia tak menyela, dan seperti mencerna pembicaraan kemudian perlahan mengeluarkan jurus pamungkasnya. Tema pembicaraan kami pun beragam dari isu sosial, agama, politik, hukum, bisnis bahkan ideologi negara. Terkadang untuk semakin meneguhkan pendapatnya, Jun sengaja melemparkan satu permasalahan untuk didiskusikan bersama.

Anak muda dengan segudang tanggungjawab, begitulah Junaedi Ibnu Jarta. Dilingkup politik nasional ia tercatat sebagai Ketua Tim Pemenangan Jokowi – Ma’ruf Amin di Kabupaten Lebak. “Ini tanggungjawab, tugas sekaligus tantangan bagi saya,” ujarnya. Alhasil Jun pun harus pintar membagi waktu antara tugas dari pimpinan pusat partai yang membesarkannya, dengan agendanya di pemilihan legislatif Kabupaten Lebak di 2019 mendatang.

Jalan politik Jun pun tercatat tidak selalu mulus, dan penulis menganggap ia cakap menangani berbagai persoalan. “Legislatif adalah lembaga politik, dalam era demokrasi tarik menarik kepentingan menjadi hal yang lumrah, terkadang untuk mencapai segala macam keinginan disampaikan dengan berbagai cara, bahkan dengan cara yang tak lazim sekalipun. Namun prinsip demokrasi ialah mengedepankan suara mayoritas, maka disini diperlukan musyawarah mufakat untuk menangani persoalan dan mencapai jalan tengah,” katanya sedikit berdiplomasi.

Dalam spektrum politik lokal di Kabupaten Lebak, ia sudah kenyang dengan kritik. Seperti misalnya ketika ia menanggapi protes dan aksi mahasiswa terkait kinerja DPRD Lebak. Ia tidak kukuh membela lembaganya, namun merekam dan instrokpeksi diri. “DPRD rumah rakyat, kritik membuat kita belajar agar lebih baik kedepannya”. Ia berembug dengan seluruh anggota DPRD kemudian membentuk tim untuk menyelesaikan masalah yang disampaikan mahasiswa. Yang menarik dalam menanggapi aksi ini, menurut penulis ialah ketika ia melontarkan pernyataan bermakna politis dengan isu bahwa aksi mahasiswa ini ditunggangi, kontan beragam pihak menanggapi pernyataannya. “Sementara yang lain ribut, kita tetap bekerja menyelesaikan masalah,” katanya. Penulis coba menerka, bahwa pernyataan Jun hanya untuk mengalihkan isu agar DPRD konsentrasi menyelesaikan masalah. Sedangkan siapa yang dimaksud Jun dengan pihak yang menunggangi aksi mahasiswa ini, hanya Ketua DPRD Lebak dan Tuhan yang tahu.

Kepada penulis, Junaedi Ibnu Jarta banyak membicarakan impiannya menjadikan warga Lebak semakin mandiri, maju dan sejahtera. “Dengan dukungan infrastruktur baik yang sedang dan sudah dibangun dari pusat lewat APBN, maupun yang dianggarkan dalam APBD. Warga Lebak mutlak harus sejahtera, ini tujuan yang kita kejar bersama,” tegasnya. Selain itu, rahmat Allah SWT dengan melimpahnya kekayaan alam di Kabupaten Lebak juga harus dimanfaatkan sebaik mungkin. “Jangan sampai hasilnya malah dibawa keluar, maka pemanfaatan sumber daya alam (SDA) harus ada feedback nya bagi warga Lebak”.
Selain itu pariwisata juga menjadi sorotan utama Ketua DPRD Junaedi Ibnu Jarta. “Industri pariwisata untuk meningkatkan perekonomian warga dan menjadi pemasukan daerah menjadi agenda Pemerintah Kabupaten Lebak, ini harus dipromosikan agar mendatangkan banyak investasi. Secara terbuka kami mengundang pengusaha dan investor agar mau menanamkan modalnya di Kabupaten Lebak, khususnya dalam industri pariwisata,” sambungnya.

Ketua DPRD Junaedi Ibnu Jarta bersama eksekutif kini tengah menggodok peraturan daerah untuk memudahkan investasi dibidang pariwisata, untuk itu tata ruang wilayah pun dirubah disesuaikan dengan kebutuhan dan agenda pembangunan pemerintah daerah. “Izinnya kita permudah, dan bukan sekedar mimpi bila di Kabupaten Lebak dibangun sebuah destinasi pariwisata terpadu. Untuk itu lahan yang ada harus dimanfaatkan, karena infrastrukturnya sedang dibangun. Ini kan namanya buah manis dari pembangunan”.
Pariwisata Terpadu yang dimaksud Ketua DPRD Junaedi Ibnu Jarta memang belum ia perinci secara terbuka, namun konsepnya sudah ada. Bahkan kepada penulis ia tunjukan peta dan beragam bentuk destinasi pariwisata yang akan dibangun. Mirip sebuah pulau wisata yang khusus memanjakan pengunjung atau turis. “Lahannya sudah ada kok, mudah-mudahan tidak ada kendala yang berarti,” ungkapnya.
Begitulah Junaedi Ibnu Jarta, dalam pandangan penulis, Ketua DPRD Lebak yang masih muda ini selalu ingin belajar dan tidak pernah takut untuk bermimpi. “Lebak harus maju,” tutupnya.

Penulis : Ilham Akbar Rao (Pimpinan Redaksi Target Buser)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *