Mengenal Ponpes Modern Yayasan Al Awwabin

TB-Online, Depok – Banyak lembaga pendidikan bernuansa Islam yang bertebaran di negeri kita ini, keseluruhan menyempurnakan ajaran Islam yang hakiki, Pondok pesantren   memiliki tujuan dan fungsi sebagai lembaga pendidikan dan penyiaran  agama  Islam.  Tak ketinggalan untuk itu Yayasan Al Awwabin telah memberikan kontribusinya kepada warga masyarakat, mendapat dan menambah ilmu pengetahuan agama Islam dan pengetahuan umum yang bermuara mencetak insan-insan muslim yang mandiri dan profesional.

Perguruan Al Awwabin berdiri sejak tahun 1979, didirikan oleh seorang ulama Betawi di Tebet Barat, Jakarta Selatan , Abuya KH. Abdurrahman Nawi dan telahdiresmikan oleh ketua umum PBNU, KH Idham Cholidserta beralamatkan di Jl. Tebet Barat VI H. Beberapa tahun kemudian pergururan berganti menjadi Yayasan Al Awwabin,  tahun 1982 Yayasan Al Awwabin membuka cabang di Pancoran Mas, Depok yang diresmikan oleh Menteri Agama, Munawir Sadjali.

Bacaan Lainnya

Yayasan Al Awwabin memberikanpendidikan formal maupun non formal, untuk kegiatan formal  mengikuti SKB Menteri yakni, pendidikan Madrasah Ibtida’iyyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan pendidikan non formal, Pengajian Halaqoh Kitab kuning (Madrasah Diniyah),  Kader  Da’i serta Majelis  Ta’lim. Selain pendidikan formal dan non formal, melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler seperti, Muhadloroh, Komputer, Marching Band, Pramuka, PMR, Qiro’at, Marawis, Hadroh dan kegiatan lainnya.

Pada tahun 1994, Yayasan Al Awwabin membuka pesantren modern khusus puteri yang berlokasi di Jl. H. Sulaiman, Kelurahan Bedahan, Depok , dengan fasilitas pondok asrama, gedung sekolah Mi, Mts,dan MA, juga dilengkapi sarana masjid, olahraga, komputer, drumband, perpustakaan serta lainnya. “ Selain ponpes disini juga dibangun studio Radio Islamic Dawah Al Awwabin (RIDA FM) sebagai siaran dawah Islam,” ujar  Drs. H. Ahmad Muhtar selaku Pimpinan Yayasan Al Awwabin, yang juga putera dari abuya KH. Abdurrahman Nawi yang kini telah berusia 96 tahun.

Menurut Drs. H. Ahmad Muhtar, pesantren initelah banyak mencetak ustadzah, da’i serta gurudan tersebar dimana-mana.Pendidikan para santri adalah penekanan kitab kuning, atau kitab tulisan berbahasa arab gundul, disini santri dan murid harus mengerti dan memahami betul tentang ilmu al’quran, yang diharapkan kemudian kelak dapat menstransfer ilmunya kepada masyarakat, “alhamdulillah animo masyarakat untuk menimba ilmu di sekolah ini semakin banyak, ”ujarnya kepada Target Buser Online belum lama ini di ruang kerjanya.

“ Seperti sekolah madrasah lainnya, Yayasan Al Awwabin membuat sistem pendidikan ponpes yakni komponen sub kurikuler dan komponon ko kurikuler. Komponen sub kurikuler meliputi struktur program  pendidikan agama dan pendidikan umum dan non struktur program, 8 jenis mata pelajaran agama, 16 mata pelajaran umum serta berbagai puluhan mata pelajaan non struktur program yang keseluruhannya adalah bekal untuk siswa agar menjadi insan muslim seutuhnya,’ ujarnya.

“Guru dalam penerapannya bebas dengan metode pengajaran pengusaan materi yang dilaksanakan dengan pendekatan persuasif, serta system yang digunakan fokus dalam pembelajaran untuk memperoleh hasil maksimal salah satunya adalah melakukan diskusi kelompok. Dalam hal ini kewajiban murid harus disiplin dan bertanggung jawab terhadap aturan sekolah yangtelah ditetapkan, apabila ada pelanggaran maka dikenkan sanksi hukuman,” ungkapnya.  Freddy, Aswandi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *