Mallasuang Manu, Prosesi Adat Mandar di Wisata Teluk Aru

Bupati Kotabaru Sayed Jafar dan tokoh Mandar ketika ritual Mallasuang Manu di Pantai Teluk Aru, Kecamatan Pulau Laut Kepulauan pada Minggu, 25 Agustus 2019. Foto: istimewa (kumparan)

TBOnline [KOTABARU] — Warga Desa Teluk Aru, Kecamatan Pulau Laut Kepulauan, Kabupaten Kotabaru, Kalsel, mayoritas penduduknya adalah orang dari suku Mandar, yang sudah tinggal sejak awal berdirinya Desa Teluk Aru.

“Wisata Teluk Aru yang kental dengan pesta adat Mallasuang Manu, yang diambil dari kata berbahasa Mandar artinya melepaskan ayam, dimana dalam prosesi Mallasuang Manu dilaksanakan setiap 1 tahun sekali,” ungkap Kades Teluk Aru Sudarman, Selasa (27/07/2021).

Bacaan Lainnya
Ritual adat Mallasaung Manu di Pantai Teluk Aru (Foto : Kumparan)

Sudarman melanjutkan, dalam ritual adat atau prosesi pelepasan Mallasuang Manu dipimpin seorang yang diberi nama ‘SANDRO’, tujuannya adalah untuk melepaskan hajat, agar warga masyarakat yang melakukan aktivitas sebagai nelayan selalu diberikan hasil tangkapan yang banyak dan dijaga dari keselamatan disaat melakukan aktivitas sehari-hari.

“Biasanya dalam prosesi pelepasan Mallasuang Manu dihadiri bupati beserta jajarannya, termasuk Forkopimda dan disaksikan seluruh pengunjung yang datang di Teluk Aru ini,” katanya.

Sudarman, Kades Teluk Aru (Foto : Badrun)

Dalam Mallasuang Manu atau pelepasan ayam itu terdapat 2 ekor ayam (1 betina dan 1 ayam jago), sementera sesajen berupa masakan ketan diletakan di tempat yang sudah dipersiapkan, kemudian usai pelepasan prosesi Mallasuang Manu, ketan yang di taruh di tepi laut tadi di makan bersama-sama dengan syarat tidak boleh dibawa pulang ke rumah.

Pantai wisata Teluk Aru di Kecamatan Pulau Laut Kepulauan (Foto : Badrun)

“Biasanya acara adat yang dilaksanakan oleh warga Desa Teluk Aru pada bulan Agustus dalam setiap tahun,” tutup Sudarman. Run

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *