TBOnline [BANGKA BELITUNG] – Nelayan Pusuk, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat sangat mengecam kegiatan penambangan timah laut di teluk kelabat dalam, karena aktivitas PIP [Ponton Isap Produksi] ini sudah sangat meresahkan karena mengganggu mata pencaharian nelayan. “Banyak hasil laut musiman yang biasa kami cari sekarang hampir musnah, seperti kerang sunut, kerang bambu, simping, siput gunggung, kerang hijau, kepiting bakau dan udang kelipan, sudah bisa dikatakan tidak ada lagi,” ujar Rahmad Hidayat, Ketua Gapoktan Pusuk yang juga bekerja sebagai nelayan ini.
Sebelumnya, lanjut Rahmad, para nelayan pusuk bisa mendapatkan hasil Rp 1 juta setiap kali melaut, namun sekarang sangat berbeda jauh, karena kekayaan laut berikut ekosistem didalamnya rusak.
Sementara itu, Ketua Nelayan Pusuk Marzuki berharap agar kegiatan penambangan di teluk kelabat dalam dapat steril. “Agar kami nelayan bisa mencari nafkah dari hasil laut, karena laut tempat kami hidup dan mencari makan,” katanya.
Marzuki menilai adanya aktivitas dari ratusan PIP di Tanjung Batu dan Berok sudah sangat mengkhawatirkan. “Yang menyedihkan misalnya, ikan selanget yang terkenal enak dan harga jualnya dapat mencapai Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu per kilo nya, kini sudah tidak ada karena habitat ikan ini yang berada di teluk kelabat dalam sudah hampir musnah. Semoga para pemimpin yang perduli dengan nasib nelayan agar mendengar keluhan kami para nelayan,” ujarnya. Ad/red***