Habitat Rusak Karena PIP di Teluk Kelabat Dalam, Nelayan Pusuk Gigit Jari

Aktivitas PIP di Teluk Kelabat Dalam yang sangat merugikan nelayan [foto: andi]

TBOnline [BANGKA BELITUNG] – Nelayan Pusuk, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat sangat mengecam kegiatan penambangan timah laut di teluk kelabat dalam, karena aktivitas PIP [Ponton Isap Produksi] ini sudah sangat meresahkan karena mengganggu mata pencaharian nelayan. “Banyak  hasil laut musiman yang biasa kami cari sekarang hampir musnah, seperti kerang sunut, kerang bambu, simping, siput gunggung, kerang hijau, kepiting bakau dan udang kelipan, sudah bisa dikatakan tidak ada lagi,” ujar Rahmad Hidayat, Ketua Gapoktan Pusuk yang juga bekerja sebagai nelayan ini.

Rahmad Hidayat, Ketua Gapoktan Pusuk bersama Marzuki Ketua Nelayan Pusuk [foto: andi]
Sebelumnya, lanjut Rahmad, para nelayan pusuk bisa mendapatkan hasil Rp 1 juta setiap kali  melaut, namun sekarang sangat berbeda jauh, karena kekayaan laut berikut ekosistem didalamnya rusak.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, Ketua Nelayan Pusuk Marzuki berharap agar kegiatan penambangan di teluk kelabat dalam dapat steril. “Agar kami nelayan bisa mencari nafkah dari hasil laut, karena laut tempat kami hidup dan mencari makan,” katanya.

Marzuki menilai adanya aktivitas dari ratusan PIP di Tanjung Batu dan Berok sudah sangat mengkhawatirkan. “Yang menyedihkan misalnya, ikan selanget yang terkenal enak dan harga jualnya dapat mencapai Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu per kilo nya, kini sudah tidak ada karena  habitat ikan ini yang berada di teluk kelabat dalam sudah hampir musnah. Semoga para pemimpin yang perduli dengan nasib nelayan agar mendengar keluhan kami para nelayan,” ujarnya.  Ad/red***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *