Besar dan Rumit, Kartika Yudha 2019 Integrasikan 5.000 prajurit, Alutsista Baru dan Doktrin Pertempuran

Latihan Antar Kecabangan (Ancab) Kartika Yudha 2019, dengan diikuti sekitar 5.000 prajurit, dengan Alutsista modern [Foto: Dispenad]

TBOnline [JAKARTA] – Sebagai puncak tingkat Angkatan Darat, Latihan Antar Kecabangan (Ancab) Kartika Yudha 2019, dengan diikuti sekitar 5.000 prajurit, Alutsista modern merupakan kegiatan latihan dalam skala besar dan dengan tingkat kerumitan yang tinggi.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Candra Wijaya dalam rilis tertulisnya, di Jakarta, Rabu (14/8/2019).

Bacaan Lainnya

Diungkapkan Kadispenad, dikarenakan melibatkan seluruh kecabangan yang ada dan juga disupervisi oleh masing-masing Lapangan Kekuasaan Teknis (LKT), termasuk Kodiklatad maka  Latancab Kartika Yudha 2019 ini dapat dikatakan latihan puncak di tingkat Angkatan Darat. “Setelah (latihan) ini, selanjutnya masuk dalam program latihan gabungan (Latgab) TNI, pada bulan September ini,”ujar Candra Wijaya. “Jadi selain untuk menguji kesiapan operasional satuan TNI AD, Latihan yang diikuti dari berbagai Satuan Tempur (Satpur), Satuan Bantuan Tempur (Satbanpur) dan Satuan Bantuan Administrasi (Satbanmin) pada dasarnya juga siap untuk mendukung Latgab TNI yang akan datang,” imbuhnya

Selanjutnya Candra menerangkan bahwa pada latihan puncak tanggal 19 Agustus 2019 nanti, akan dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa. “Saat itu, Kasad akan melihat bagaimana pelibatan satuan jajaran TNI AD dalam mendukung operasi satuan dari Divisi I Kostrad, yaitu Brigade Infanteri (Brigif) Para Raider-17,” tegasnya. “Selain meninjau kemampuan perorangan dari 5.000 prajurit maupun satuan multi kecabangan, Kasad juga akan melihat bagaimana Alutsista TNI AD dioperasionalkan sesuai dengan doktrin pertempuran Angkatan Darat,” Candra menambahkan.

Seluruh kecabangan TNI AD termasuk di dalamnya satuan perbekalan dan kesehatan juga kita mainkan, lanjut Candra, bahkan menurutnya pada saat tahapan simulasi gerakan, kita bekerja sama dengan PT. ASDP Indonesia Ferry dan PT KAI. “Jadi latihan ini kita sudah masuk kepada bagaimana TNI AD bekerja sama dengan potensi negara dalam menjalankan operasi,” tandas dia. “Pun dengan satuan Ajen mempunyai peran sendiri, khususnya dalam penyiapan dukungan tenaga pengganti akibat prajurit luka dan gugur. Jadi latihan kali ini, dirasakan sangat berbeda dan menarik sekaligus untuk meyakinkan bahwa satuan TNI AD siap menjalankan tugas pokoknya,” ujar Candra.

Secara terpisah, menurut Paban 2/Binlat Sopsad, Kolonel Inf Bangun Nawoko menyampaikan bahwa beberapa Alutsista yang diterjunkan merupakan yang terbaru dan berteknologi tinggi. “Karena untuk menguji doktrin pertempuran, maka beberapa Alutsista yang terbaru kita terjunkan, diantaranya Anti Tank Guided Missile (ATGM) atau Rudal Anti Tank Jevelin milik satuan Infanteri, Tank Leopard dan Marder-nya Kavaleri, Roket Multi Laras Astrosnya Armed yang mampu menembak sasaran darat sejauh 85 km dan daya hancur 1 km persegi,” jelas Bangun Nawoko.

Selanjutnya, lanjut mantan  Danrem 083/Baladhika Jaya itu, Rudal Mistral Atlas milik Batalyon Arhanud -1/Kostrad yang mampu menembak sasaran udara, baik pesawat, rudal maupun peluru balistik. Keunikan dari rudal yang memiliki kecepatan sekitar 2,6 Mach (1 Mach = 1062,167 Km/Jam) ini, memiliki pengendalian menggunakan _Infra Red_ dan penghancuran sasaran benturan langsung dengan sasaran _(impact)_ maupun meledak pada jarak tertentu _(laser proximity)_. “Juga ada Caesar, Meriam Armed berkaliber 155 mm yang dapat menembak sasaran pada jarak sekitar 39 km, serta Starstreak, yaitu rudal jenis _(Man Portabel Air Defense System (MANPADS)_ Arhanud  yang mampu menembak sasaran udara dalam jarak antara 300 meter sampai  tujuh kilometer,” imbuhnya.

Untuk menembak realisme latihan, kata Bangun Nawoko, satuan Penerbad yang disertakan tidak hanya sebagai transport namun juga sebagai satuan bantuan tempur _(combat transport)._ “Ini penting, karena tipologi medan operasi kita, yaitu di Indonesia yang bervariasi maka bantuan tembakan dari satuan Penerbad juga sangat diperlukan, sehingga selain Helikopter Bell 412 dan Fennec, kita ikutkan MI-17 dan roket _Folding Fins Air Rockets (FFAR)_ kaliber 70 mm ,” pungkasnya.

Dijadwalkan pada puncak Latancab akan disaksikan secara langsung oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.Ip, Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa, Pangkostrad, Dankodiklatad, para Pangkotama dan Dan/Kabalakpus, serta para petinggi TNI/TNI AD, dan para Perwira Siswa Seskoad.  Hutabarat / [Dispenad]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *