Bangun Buffer Zone TPA Cipayung, Solusi Kelebihan Muatan

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Cipayung /Foto : Freddy

TB-Online, Depok Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Cipayung, Depok saat ini mengalami kelebihan muatan (over load) sampah yang dikirim truk sampah dari kota Depok ke TPA Cipayung mencapai 700-750 ton per hari, namun kapasitas TPA Cipayung dengan luas kl. 11 Ha tidak bisa menampung buangan sampah yang nampak seperti gunungan sampah dengan ketinggian lebih dari 25 meter.

Ardan Kurniawan, S.Sos, M.Si (Kepala UPT TPA Cipayung Depok)

“Dengan ketinggian itu sudah sangat mengkhawatirkan,kemungkinan tidak bisa menampung lagi dan sangat riskan akan terjadi longsor, ”ujar Ardan Kurniawan, S.Sos, M.Si, Kepala UPT TPA Cipayung Depok saat dijumpai Target Buser Online di ruang kerjanya.

Menurutnya pihaknya akan mencari solusi beberapa altenatif yakni dengan memperluas lahan TPA bekerjasama dengan penduduk sekitar TPA, atau mencari lahan baru di tempat lain di sekitar Depok. “Beberapa alternatif ini menemui jalan buntu, sosialisasi kepada masyarakat disini ditolak”.

Untuk itu pihaknya telah mengadakan MoU bersama kota Depok, kota Bogor, Kabupaten Bogor dan Provinsi Jawa Barat untuk membentuk Leading Sector bersama Badan Penanganan Sampah Regional (BPSR), alternatif lain adalah menggunakan tekhnologi ramah lingkungan.

Solusi lain sudah dilaksanakan dengan cara membuat program tekhnologi ramah lingkungan membuat pengolahan sampah organik melalui bank sampah dan Unit Pengolahan Sampah (UPS) yang tersebar di 11 kecamatan di kota Depok, hasilnya adalah pupuk kompos,” ujarnya.“Dalam waktu dekat kami harus segera melaksanakan penanganan sampah yang efektif dan tidak merusak lingkungan,” lanjutnya.

“ Guna menghindari longsornya tumpukan sampah yang menggunung ke pemukiman warga serta mengurangi bau, Pemerintah Kota Depok segera membebaskan lahan untuk membangun buffer zone atau kawasan penyangga TPA Cipayung tahun ini,” tuturnya.

Wali Kota Depok M Idris Abdul Shomad menuturkan, pembangunan buffer ‎zone memberi jarak minimal 500 meter antara pemukiman dengan TPA Cipayung. “Untuk antisipasi jarak tumpuk, jarak kemungkinan bisa bencana antara titik sampah dengan penduduk,” kata Idris di Lapangan Balai Kota Depok, Jalan Margonda Raya, belum lama ini.

Ardan Kurniawan melanjutkan, penanganan masalah sampah harus melibatkan stake holder, antara masyarakat dan pengusaha peduli penanganan sampah, pemerintah hanya sebatas faslilitator. “Peranan ini sangat penting seperti TPA Cipayung kini sampah semakin menggunung, kelak akhirnya lahan sampah TPA Cipayungtidak bisa lagi menampung”, ungkapnya.

Sementara itu seorang warga di sekitar TPA mengatakan gunungan sampah buangan yang sudah lebih dari 30 meter tingginya sangat mengkhawatirkan, sewaktu-waktu longsor dan membuat warga khawatir, Ia  berharap Pemkot Depok menangani sampah di TPA Cipayung ini.

Menurut dia, kehadiran sampah baru buangan yang setiap hari datang, tidak akan dapat dibuang di bagian atas gunungan sampah sehingga dikhawatirkan malah sampah itu meluber kemana-mana dan bahkan dapat longsor ke Kali Pesanggrahan yang berdekatan dengan TPA Cipayung.

Saat ini TPA Cipayung dilengkapi 6 kendaraan alat berat, yakni 3 ekskavator dan 3 buldoser, setiap hari kendaraan truk sampah dari Dinas Kebersihan kota Depok lalu lalang mengangkut sampah dari warga Depok, untuk itu walikota Depok menghimbau kepada masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya. Freddy FHS

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *