Abrasi di Tanjung Semalantakan Mengkhawatirkan, Butuh Perhatian Serius Pemda Setempat

Camat Pamukan Selatan, Nur Hamdani (Foto: Badrun)

TBOnline (KOTABARU) – Tanjung Semalantakan yang berada di Kecamatan Pamukan Selatan, Kota Baru, Kalimantan Selatan diketahui mengalami abrasi (baca: pengikisan) semenjak tahun 1990, hal ini tentu saja perlu mendapat perhatian serius pemerintah daerah setempat agar bencana akibat abrasi ini dapat ditanggulangi sedini mungkin, demikian dikatakan Camat Pamukan Selatan, Nur Hamdani.

Menurut Camat dalam tahun 2019 ini Pemkab Kotabaru sudah menganggarkan dana sekitar Rp 1 miliar untuk menanggulangi abrasi ini. “Bupati H. Sayed Jafar beserta rombongan SKPD sudah meninjau langsung lokasi yang berpotensi abrasi ini. Dimana sepanjang 2 KM pantai ini menjadi sasaran empuk ombak selatan, terlebih dikala air laut pasang,” tukas Camat.

Lebih lanjut Nur Hamdani menerangkan bahwa selama ini pihaknya mendapat bantuan melalui Dana Desa sebesar Rp 100 juta yang digunakan untuk membangun bronjong dari sisi selatan agar tidak terjadi abrasi. Dan apabila bantuan bupati ini terealisasi maka pembangunan bronjong akan dimajukan kedepan pantai sepanjang 300 meter, karena bila tidak dimajukan dikhawatirkan nantinya tanah yang berada di pinggir pantai akan tambah terkikis dengan air laut.

Kekhawatiran Camat Nur Hamdani rupanya tidak hanya potensi abrasi, kepada Target Buser ia mengaku wilayahnya baru saja mendapat musibah berupa jembatan lintas kecamatan yang roboh karena fondasinya longsor akibat pasang surut air. “Sebagian jembatan roboh pada malam tahun baru kemarin, sedangkan saya tidak berada di Pamukan Selatan karena sedang bersama bupati di Kota Baru,” katanya.

Masyarakat sekitar, lanjut Camat pada Kamis (3/1) kemudian melaksanakan gotong royong memperbaiki jembatan. Gotong royong ini melibatkan 3 desa, dan tiap desa mengirimkan 15 orang warganya. “Warga Desa Tanjung Semalantakan, Desa Sakalimau dan Desa Molyo Dadi. Nah sekarang jembatan sudah bisa dilewati masyarakat dan kendaraan bermotor roda 2 maupun roda 4, namun untuk mobil syaratnya harus  tidak membawa penumpang maupun material karena dikhawatirkan jembatan tidak kuat,” jelasnya.

Mewakili warganya, Camat Pamukan Selatan berharap agar pemerintah daerah segera tanggap dengan kondisi diwilayahnya. “Khususnya PU Bina Marga ataupun Cipta Karya dapat merealisasikan di tahun 2019 ini,” harapnya. Badrun

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *