TBOnline [KOTABARU] — “Dalam keyakinan adat dayak Magalau Hilir, terdapat ritual adat seusai melaksanakan pengobatan bagi keluarga yang sakit bila dapat disembuhkan, hal ini sesuai dengan apa yang disebut sebagai janji atau nazar,” demikian diungkapkan Dumien, tokoh adat dayak Magalau Hilir, Rabu (6/10).
Dalam prosesi pelaksanaan ritual adat dayak ini, lanjut nya, terdapat sesajen yang digelar selama 2 malam, 4 malam sampai 6 malam. “Hal ini merupakan salah satu cara pelaksanaan untuk membayar nazar atau hajat, yang dimulai dengan memotong ayam dengan tambahan ikan dan sampai malam ke 6 akan dilaksanakan pemotongan hewan kambing, sesuai dengan apa yang sudah di nazar kan oleh keluarga yang tadi nya sakit. Selain itu dibuatkan juga ancak dan bukur,” kata Dumien.Terdapat juga tarian sambil melantunkan do’a tanda ucapan terima kasih kepada leluhur (sang hiyang) pencipta alam. “Dalam ritual menurut keyakinan adat dayak Magalau Hilir, sambil mengelilingi ancak atau bukur tadi, agar apa yang di hajat kan dan di nazar kan tadi dapat diterima, sehingga tidak ada lagi mengalami sakit bagi keluarga yang diobati,” katanya.
Jadi tarian yang mengelilingi ancak atau bukur tadi, ini memang satu syarat yang harus diadakan dan hukumnya wajib, kalau tidak dilaksanakan apa yang sudah dinazarkan (hajat) tadi, maka bagi yang sudah sembuh tadi bisa berbahaya (mati).“Makanya dalam prosesi pelaksanaan ritual adat itu semua keluarga diundang untuk datang menghadiri hajat dan nazar tersebut, jadi siapa pun yang hadir dalam pelaksanaan itu semuanya adalah dianggap keluarga,” jelas Dumien.Tarian itu dinamakan ‘Tarian Gendang dan Tarian Gamelan’, karena pada saat ritual dan prosesi pelaksanaannya sambil menari dan diiringi gendang dan gamelan, dan itu tidak sembarang yang melakukan pemukulan gendang dan gamelan, karena ini merupakan sarana untuk memanggil para leluhur yang terdahulu agar dapat melihat semua anak cucu yang hadir dalam prosesi ritual yang dilaksanakan sesuai apa yang sudah dinazarkan (dihajatkan). Run