26 Pamen TNI AD calon Athan/Atase Darat terima pengarahan dari Menhan RI

TB-Online, Jakarta – Sejumlah 26 orang Pamen TNI AD calon Athan/Atase Darat menerima pengarahan dari Menteri Pertahanan (Menhan) RI Jenderal TNI (purn) Ryamizard Ryacudu pada pembekalan para Athan, Atase Darat, Atase Laut, dan Atase Udara, di Jakarta, Rabu (26/9/2018). Sebelumnya para calon Athan/Atase Darat ini juga telah menerima pengarahan dari Kasad Jenderal TNI Mulyono pada 3 September 2109, di Mabesad.

Mereka akan ditempatkan sebagai Athan di 19 negara yaitu Malaysia, Laos, Brunei, Kamboja, Inggris, Timor Leste, Jerman, Pakistan, Turki, Mesir, Fiji, Selandia Baru, China, Nigeria, Bangladesh, Prancis, Serbia, Afghanistan, Thailand, serta Atase Darat di 6 negara yaitu Rusia, Amerika Serikat, Belanda, Filipina, Singapura, Australia.

Selain para Pamen TNI AD, calon Atase Pertahanan dan Atase Militer juga berasal dari TNI AL dan TNI AU yang akan ditempatkan di 16 negara masing-masing sejumlah 12 dan 16 orang. Secara keseluruhan, untuk periode 2018-2021 ke-54 orang Pamen tersebut akan ditempatkan di 37 negara.

Menhan RI menyampaikan bahwa para Athan, Atase Darat, Atase Laut, dan Atase Udara merupakan Perwira-Perwira terbaik yang terpilih sebagai duta-duta diplomasi pertahanan negara, guna mendukung tercapainya objektif strategi pertahanan negara.

Di awal pembekalannya, Menhan RI memberikan gambaran terkait hakikat dan filosofis pembangunan strategi pertahanan negara dalam tatanan negara demokrasi. “Sejalan dengan prinsip demokrasi kerakyatan atau yang dikenal dengan Supremacy Sipil, otoritas sipil memiliki kewenangan untuk mengendalikan kekuatan militer yang pelaksanaannya didelegasikan kepada Presiden melalui Menteri Pertahanan,”ujarnya.

Menhan menegaskan, secara politis, Menteri Pertahanan selaku Pembantu Presiden dalam Bidang Pertahanan memiliki otoritas tertinggi didalam mendesain dan menentukan kebijakan strategi pertahanan negara termasuk di dalamnya melaksanakan kontrol demokratis terhadap kekuatan militer.

“Dalam hal ini, kedudukan TNI adalah sebagai alat atau instrumen pertahanan negara guna mendukung terwujudnya sasaran arsitektur Pertahanan negara sebagaimana saya sebutkan diatas, sementara itu fungsi Polri adalah sebagai instrumen keamanan dan ketertiban masyarakat,”tegasnya.

“Pembangunan kekuatan pertahananan negara setiap bangsa didunia diarahkan guna mewujudkan kawasan dan dunia yang aman; damai dan sejahtera. Inilah yang merupakan esensi dan titik nol arah kompas yang senantiasa perlu di kalibrasi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi aktual lingkungan strategis kawasan,”ucap mantan Kasad ini.

Lebih lanjut ditegaskannya, dalam merumuskan arsitektur keamanan kawasan perlu selalu mengacu pada penilaian kondisi aktual potensi ancaman kawasan masa kini dan masa yang akan datang. “Kecenderungan perkembangan lingkungan strategis saat ini yang semakin sulit diprediksi menempatkan perkembangan masa depan dunia menjadi penuh dengan ketidakpastian,”imbuhnya.

“Ke depan Ancaman tidak akan lagi bersifat ancaman konvensional atau perang terbuka antar negara, tetapi lebih bersifat ancaman realistik di depan mata adalah benturan kepentingan antar kelompok non-negara dengan mengatasnamakan ideologi tertentu dari kelompok masyarakat atau golongan yang merasa termajinalisasi oleh keadaan,”ucap Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu.

“Inilah saatnya kita mengkalibrasi ulang arsitektur dan tatanan Kawasan yang baru yang lebih berorientasi pada Aspek Persatuan kemanusiaan dengan mengedepan Tranparansi dan Keterbukaan guna Memperbesar Persamaan dan Memperkecil Perbedaan demi bewujudkan hakekat kemuliaan kita hidup di dunia ini,”pungkasnya.

Hadir dalam pembekalan ini diantaranya Kabais, Dirjen Strahan Kemhan, Direktur F dan G Bais TNI, Jajaran Direktur dan Karo Setjen Kemhan. (ad/dd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *